Selasa, 03 Februari 2009

Orangtua Pendeta

Cerita ini saya ambil dari Humam Baasir, salah seorang alumni peserta pertukaran pelajar:

BAPAK angkat saya adalah seorang pendeta, namanya Pieter ter Veen. Ibu adalah ibu rumah tangga biasa. Meski bapaknya pendeta, namun kakak saya yang waktu itu sudah kuliah di Groningen bekerja di diskotik sebagai DJ dan teknisi. Jangan salah, di sana meski bapaknya pendeta, belum tentu anaknya rajin ke gereja.

Meski bekas misionaris, mereka tidak mempengaruhi saya untuk memeluk agamanya. Memang ada kebiasaan mereka di rumah yang tidak ditinggalkan selama saya tinggal bersama mereka, seperti setiap kali mau makan selalu berdoa. Setelah makan, mereka membaca dan membahas injil bersama-sama. Waktu Natal, saya ke gereja karena ingin melihat Bapak saya ceramah.

Kalau ditanya kenapa saya bisa tinggal dengan keluarga misionaris tapi tidakterpengaruh, itu adalah karena adanya toleransi. Hal yang sama tentunya dapat kita terapkan di Indonesia jika kita saling mengerti. Hal yang sama juga perlu dilakukan oleh orang lain terhadap kita.

(Sumber: Menyemai Dunia Damai oleh Bina Antarbudaya)

>>>***<<<

Bersuku-suku, bernegeri-negeri. Ada banyak suku, ada banyak negeri. Juga ada banyak ragam manusia. Ada banyak karakter, ada banyak kepercayaan. Ada banyak agama yang di anut. Mengapa tidak kita syukuri keanekaragaman itu? mengapa tidak kita hayati keragaman itu sebagai anugerah? Segala cabang, segala pilihan, bersifat masing-masing. Bersifat personal. Mengapa tidak kita rayakan perbedaan itu?

Ketika seorang peserta pertukaran pelajar berangkat ke negeri yang belum ia kenal, ia telah memiliki modal keyakinan yang ia anut. Keyakinan ini bersifat personal. Dengan prinsip dan keyakinan itulah ia akan menghadapi ujian justru di tengah segala hal yang tampak dan terasa berbeda berdiri di hadapannya. Akan terpengaruhkah dia? Terbawa arus? Atau ia masih berakar pada keyakinannya semula? Di negeri seberang itu mereka menemukan banyak persamaan di tengah perbedaan. Mereka juga menemukan banyak perbedaan di tengah persamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar