Rabu, 15 April 2009

Suatu Siang di Semarang

Tanggal 5 Februari 2009, pukul 12.00 bis jurusan Banyumanik-Terboyo yang aku tumpangi tiba-tiba saja berhenti di depan pasar Jatingaleh. Siang itu matahari telah cukup sinarnya menerangi Kota Semarang. Diantara suasana pasar dan lalu lintas yang ramai, aku melihat seorang ibu dan anak laki-lakinya berdiri di samping jalan. Sang ibu memegang kuat-kuat tangan anak laki-lakinya, seakan takut kalau anaknya akan kabur. Sang ibu terlihat sangat sederhana, sementara itu anak laki-lakinya terlihat lebih ”kota” dibanding ibunya, dia memakai sepatu, kaos, celana jeans komprang ¾, dan memakai topi.

Entah kenapa, tiba-tiba aku tertarik untuk mengamati anak laki-laki itu. Ada sesuatu yang berbeda, tidak seperti anak-anak pada umumnya. Dia seakan-akan merasa tidak nyaman dengan topi yang digunakan, karena bagian depan topi menutupi pandangannya. Sambil kepala agak menengadah ke atas dia melihat jalanan di depannya yang ramai, sesekali dia menengok kanan-kiri seperti ibunya. Tapi anehnya dia tidak melepas topi itu, walaupun sangat mengganggu dan tidak nyaman.

Baru aku sadari, ternyata anak laki-laki itu memiliki tempurung kepala yang kecil atau mungkin sama sekali tidak memiliki tempurung kepala. Topi yang selalu dia pakai adalah salah satu strategi sang ibu untuk menutupi ketidaksempurnaan itu.

Semoga apa yang mereka lakukan siang itu dalam rangka mencari kebaikan, bukan untuk mengharap belas kasihan dari orang lain. Seperti orangtua yang memanfaatkan ketidaksempurnaan fisik dan mental anaknya untuk mencari uang dengan cara menengadahkan tangan.

Pasti Tuhan menciptakan sesuatu akan indah pada waktunya. Anak adalah amanah Tuhan. Dan ketika Tuhan memberi kita seorang anak dengan keterbatasan tertentu, pasti akan ada keajaiban di balik itu. Justru kita akan mendapatkan banyak sekali pelajaran yang mungkin tidak kita sadari ketika kita memelihara anak normal. Seperti presenter Farhan yang dikaruniai anak Autis, ”Kalian pasti akan ngiri karena saya punya anak Autis, banyak sekali pelajaran berharga yang saya dapatkan, sungguh ini karunia Tuhan yang Luar Biasa.” So, kita sebagai makhluk Tuhan yang diberi kesempurnaan, mari perbanyak rasa SYUKUR. Karena hidup kita ISTIMEWA, maka nikmatilah keistimewaan itu.

Rabu, 04 Maret 2009

Piza Ningrat

Ada Piza dan Piza Napoletana. Tak lama lagi Piza Neapolitan yang berdarah biru ini akan bergabung dengan kelompok makanan bersertifikat Uni Eropa seperti keju biru Stilton dari Inggris. Untuk memiliki lisensi atau izin Guaranteed Traditional Specialty (makanan khas tradisional terjamin), diamater piza tak boleh lebih dari 35 cm. Ketebalan kerak pinggirnya tak boleh melebihi 2 cm. Bahan bakunya harus dari tepung jenis 00 dan sampai 100 gram tomat (lebih disukai tomat Marzano) yang dioleskan dengan gerakan memutar. Kata "piza" pertama kali muncul pada sebuah naskah dari tahun 997 dari Gaeta, sebuah kota di Itali bagian selatan. Seribu tahun kemudian pada 1997, para militan separatis di Italia bagian utara mencoba memboikot piza-ikon musuh mereka dari bagian selatan. Masyarakat Napoli menanggapi pemboikotan ini dengan "Biarkan saja mereka makan polenta," kalimat yang merujuk pada bubur berbahan dasar jagung yang disukai masyarakat utara yang lebih kaya, tetapi miskin cita rasa. jika saja Napoli mematenkan piza, kata penulis makanan Burton Anderson, "Napoli akan menjadi salah satu kota terkaya Itali dan bukannya salah satu kota termiskin."-Cathy Newman (National Geographic Indonesia, edisi Agustus 2008)

Selasa, 03 Februari 2009

Orangtua Pendeta

Cerita ini saya ambil dari Humam Baasir, salah seorang alumni peserta pertukaran pelajar:

BAPAK angkat saya adalah seorang pendeta, namanya Pieter ter Veen. Ibu adalah ibu rumah tangga biasa. Meski bapaknya pendeta, namun kakak saya yang waktu itu sudah kuliah di Groningen bekerja di diskotik sebagai DJ dan teknisi. Jangan salah, di sana meski bapaknya pendeta, belum tentu anaknya rajin ke gereja.

Meski bekas misionaris, mereka tidak mempengaruhi saya untuk memeluk agamanya. Memang ada kebiasaan mereka di rumah yang tidak ditinggalkan selama saya tinggal bersama mereka, seperti setiap kali mau makan selalu berdoa. Setelah makan, mereka membaca dan membahas injil bersama-sama. Waktu Natal, saya ke gereja karena ingin melihat Bapak saya ceramah.

Kalau ditanya kenapa saya bisa tinggal dengan keluarga misionaris tapi tidakterpengaruh, itu adalah karena adanya toleransi. Hal yang sama tentunya dapat kita terapkan di Indonesia jika kita saling mengerti. Hal yang sama juga perlu dilakukan oleh orang lain terhadap kita.

(Sumber: Menyemai Dunia Damai oleh Bina Antarbudaya)

>>>***<<<

Bersuku-suku, bernegeri-negeri. Ada banyak suku, ada banyak negeri. Juga ada banyak ragam manusia. Ada banyak karakter, ada banyak kepercayaan. Ada banyak agama yang di anut. Mengapa tidak kita syukuri keanekaragaman itu? mengapa tidak kita hayati keragaman itu sebagai anugerah? Segala cabang, segala pilihan, bersifat masing-masing. Bersifat personal. Mengapa tidak kita rayakan perbedaan itu?

Ketika seorang peserta pertukaran pelajar berangkat ke negeri yang belum ia kenal, ia telah memiliki modal keyakinan yang ia anut. Keyakinan ini bersifat personal. Dengan prinsip dan keyakinan itulah ia akan menghadapi ujian justru di tengah segala hal yang tampak dan terasa berbeda berdiri di hadapannya. Akan terpengaruhkah dia? Terbawa arus? Atau ia masih berakar pada keyakinannya semula? Di negeri seberang itu mereka menemukan banyak persamaan di tengah perbedaan. Mereka juga menemukan banyak perbedaan di tengah persamaan

Sepenggal Kisah dari Pasar Burung Pramuka

Suatu hari ada wisatawan dari Korea datang ke Indonesia untuk berlibur, namanya Chung Ju Yung. Dia adalah lulusan salah satu universitas terkemuka di negeri ginseng tersebut. Jadi, pendidikannya cukup tinggi. Chung juga memiliki hobi yang menarik, yaitu gemar memelihara burung. Begitu mendarat di Indonesia, hal pertama kali yang dia cari adalah pasar burung yang terletak di daerah pramuka.

Setelah celingak-celinguk ke sini dan ke situ, dia menemukan sejenis burung langka berbulu indah. Chung pun membuka percakapan dengan pedagang.

Ini bulung halganya belapa?”

Yang ini harganya seratus dolar Amerika”, jawab si penjual sekenanya.

Oh! Mahal cekalee, kenapa begitu mahal?”

Iya, burung ini bulunya bagus sekali.”

Wah, aku tak mau kalau selatus dolal.”

Chung pun pergi meninggalkan toko itu dengan harapan bisa mendapat harga yang lebih murah dan berusaha mencarinya ke toko burung lain. Akhirnya, dia melihat toko lain. Dia memasuki toko tersebut dan bertanya pada pedagang.

Ini bulung halganya belapa?”

Yang ini harganya dua ratus dolar Amerika”, jawab si penjual serius.

Oh! Mahal cekalee, kenapa lebih mahal dali yang di toko sebelah citu.”

Iya, selain bulunya bagus, burung ini kalau pagi bisa menyanyi. Ini burung pintar.”

Wah, tapi aku tak mau kalau dua latus dolal.”

Bisa ditebak Chung meninggalkan toko burung kedua dan mencari toko burung ketiga dengan harapan mendapatkan burung bagus berharga lebih murah. Setelah masuk toko ketiga, dia bertanya pada penjaga toko.

Ini bulung halganya belapa?”

Yang ini harganya tiga ratus dolar Amerika”, jawab si penjual dengan sopan.

Lho koq mahal cekalee. Di sebelah citu bulungnya pintel, malah bisa menyanyi loh..., halganya cuma dua latus dolar, kenapa yang ini lebih mahal?”

Iya, burung ini lebih pintar lagi. Selain bisa menyanyi, burung ini bisa joget. Jadi burung ini lebih pintar dari burung sebelah sana.”

Ya pintel, tapi mahal, aku tak mau kalau tiga latus dolar.”

Untuk kesekian kalinya Chung meninggalkan toko lalu mencari toko lainnya, dengan harapan bisa mendapat burung dengan harga lebih murah lagi. Dengan rasa penasaran, dimasukinya toko keempat yang terlihat menjual si burung indah dan bertanya pada penjual.

Belapa halga bulung ini?”

Yang ini lima ratus dolar Amerika”, jawab si penjual dengan enteng.

Loh ... loh... loh... mahal cekalee, di sebelah citu ada bulung pintel, bisa menyanyi dan joget, halganya tiga latus dolar, Yang ini halganya lima latus dolar, pasti bisa pintel lagi ya? Bica apalagi bulung ini?”, tanyanya penasaran.

Ooo... tidak, burung ini malah tidak bisa apa-apa. Burung yang pinter-pinter di sebelah-sebelah situ adalah anak buahnya. Sementara burung ini adalah bos mereka. Jadi, dia jauh lebih mahal.”

>>>>***<<<<

Cerita di atas menggambarkan bahwa seseorang menjadi bos atau orang hebat belum tentu mereka dapat menjalankan teknisnya. Contohnya, apakah pemilik pabrik mie instan harus pintar membuat mie? Apakah pengusaha burger harus pintar membuat burger? Jawabannya adalah tidak!

Sumber:Anang Sam. Siapa Bilang ”BODO” nggak bisa jadi PENGUASAHA.

Senin, 19 Januari 2009

GRAFOLOGI: TULISANMU WATAKMU

Manusia sulit berpura-pura soal “jerohannya”. Ada beragam jejak yang bisa dibaca orang tentang kepribadiannya. Bahkan orientasi seksual pun terpampang jelas melalui beberapa anggota badan. Salah satu tanda untuk menguak hal itu adalah tulisan tangan.

Ya, tulisan tangan yang sudah jarang kita lakukan seiring maraknya layanan pesan singkat dan surat elektronik itu bisa menjadi pintu gerbang untuk mengorek kepribadian dan karakter kita. ”Tak bisa disangkal lagi bahwa tulisan tangan seseorang itu khas. Karakteristik bentuknya tidak bisa benar-benar ditiru oleh orang lain”, tulis Camilo Baldi dalam bukunya A Method to Recognize the Nature and Quality of a Writer. Buku ini diterbitkan tahun 1622 dan diyakini menjadi buku pertama yang menganalisis tulisan tangan.

Tulisan tangan memang bukan hasil karya tangan semata. Ada yang menyatakan bahwa tulisan tangan seharusnya disebut dengan tulisan otak sebab perintah gerak yang membuat tulisan berasal dari otak, bukan dari tangan. ”Makanya tidak aneh jika ada orang yang bisa menulis menggunakan kaki,” kata Achsinfina H.S.,CHA, grafolog yang berpraktek di kawasan Bintaro.


90% lebih akurat.

Untuk bisa dianalisis tentu saja kita harus menyerahkan hasil tulisan tangan kita. Sinta, begitu panggilan akrab Achsinfina, mensyaratkan minimal kita membuat 15 baris tulisan. ”Tiga baris sih sebenarnya oke-oke saja.” Tulisan tadi harus digoreskan di atas kertas HVS berbobot sekitar 80 gr tanpa garis. Mengapa polos? Baseline atau kerataan tulisan ternyata termasuk faktor yang dinilai.

Tidak ada ketentuan harus menulis apa. Bukan cerita yang dinilai. Grafologi tidak melihat apakah tulisan Anda cantik atau berantakan. Cuma, untuk alat tulisnya harus menggunakan bolpoin standar. Boleh warna biru atau hitam. Alat tulis seperti Boxy atau spidol sebaiknya tidak digunakan, sebab menurut Shinta dapat membuat analisis bias akibat kuat lemah tekanan tidak terbaca.

Ada beberapa karakter dan goresan yang bisa digunakan untuk mengintip karakter seseorang. ”Misalnya huruf o, i, atau t,” kata Shinta. Perhatikan huruf ”o” yang Anda buat. Jika menutup sempurna pertanda Anda cenderung berbohong. Huruf ”o” juga menguak seseorang apakah ia teliti atau tidak. Dari penulisan huruf ”i” dan ”j” bisa ketahuan apakah seseorang peduli pada detail atau tidak. Sementara huruf ”t” akan memberikan kepercayaan soal kepercayaan diri. Tentu saja analisis tidak melihat satu huruf saja. Aspek lain pun akan mempengaruhi penilaian karakter seseorang.

Kecondongan tulisan (apakah miring ke kanan, tegak, atau miring ke kiri), serta lebar tulisan merupakan beberapa aspek yang turut berperan dalam penulisan. Dari kecondongan tulisan, bisa diteropong kehidupan sosialnya. ”Jika tulisannya miring ke kanan maka penulisnya memiliki kehidupan interaksi sosial yang bagus. Miring ke kiri, cenderung melihat diri sendiri sebagai center,” kata Shinta.

Sebenarnya semua orang bisa mempelajari grafologi ini. Tidak ada kualifikasi khusus untuk menjadi grafolog. Soal keakuratan penilaian, Shinta menyatakan bahwa sampai saat ini di atas 90% analisisnya sesuai dengan karakter ternilai.

Karakter seseorang merupakan hasil rangsangan dari lingkungan sejak kecil hingga besar. Bentuk atau ukuran huruf seseorang bisa saja berubah, tapi gerakan spontan saat anak-anak membuat ”tulisan cakar ayamnya” akan tetap terlihat.

Sumber: Agus Surono dalam Majalah Intisari edisi Juni 2008

Pecundang pun Bisa Menang?

Quitters can win if they know the right reason, the right way, and the right time to quit.”

Apakah kita boleh quit? Tentu boleh, dengan alasan yang tepat. Kita harus jujur pada diri sendiri. Apakah quit karena malas, tidak termotivasi, tidak tahan menderita, kurang ulet, ataukah kita quit karena setelah bekerja sangat keras dan berusaha dengan sungguh-sungguh sepenuh hati, tetapi apa yang kita lakukan ternyata tidak sejalan dengan value atau nilai-nilai hidup kita.

Tak sedikit orang mendaki tangga kesuksesan, dan setelah mencapai puncak tangga, ia baru sadar ternyata tangganya bersandar di tembok yang salah. Kenapa begitu? Kebanyakan kita tidak merancang hidup dengan hati-hati dan seksama, tidak punya peta kehidupan yang di susun dengan cara membuat daftar impian tertulis.

Sedangkan nilai hidup adalah apa yang kita yakini sebagai hal yang penting bagi hidup kita. Ia berperan sebagai kompas yang mengarahkan perahu kehidupan kita. Dengan nilai hidup sebagai fondasi, impian yang disusun tidak akan menyimpang dari tujuan hidup kita. Dengan demikian saat mencapai puncak kesuksesan kta justru akan semakin bersemangat dan bahagia. Jadi, ukurannya seberapa bahagia kita saat mencapai impian.

Nah, siapa bilang Quitters never win? Sering The Real Winner adalah mereka yang berani Quit.

The real Loser justru mereka yang bersikap keras berkata, “Never, never quit.”

Anda perlu hati-hati agar tidak menjadi pemenang diantara pecundang hanya karena Anda adalah yang paling tidak mau quit.

Sumber: Adi W. Gunawan, The Re-Educator & Mind Navigator. Majalah Intisari edisi Oktober 2008.


17 IDE MERDEKAKAN PIKIRAN

(Bacalah artikel ini, layaknya Anda seorang proklamator)


Seorang bayi terlahir dengan pikiran yang kososng. Tanpa isi, tanpa doktrin, tanpa ”install” apa pun. Sebuah pikiran yang luas, yang merdeka. Namun setelah dewasa, uniknya kita malah terus mencari sang saka ”Merdeka!”, kadang hanya sepotong kemerdekaan diri. Menjadi pribadi yang bebas, menjadi pribadi yang mandiri. Menjadi pribadi yang merdeka.

Mengapa demikian? Apa yang telah diisi ke pikiran kita? Apa yang di-install? Siapa yang bertanggungjawab atas pikiran kita?

Tidak perlu dijawab karena hanya akan memperpanjang persoalan. Marilah berfokus untuk memerdekakan diri saja. Walaupun ”merdeka” bisa hanya berupa kata, bisa juga berupa makna, mungkin berupa hikmah, bahkan bisa bebas. Bebas terlepas dari kungkungan, belenggu diri, ikatan kencang sang ego.

Sebagai seorang motivator dan praktisi Neuro Linguistic Programming (NLP), saya ingin berbagi sedikit pengalaman menang ”berperang” melawan penjajah di dalam pikiran pikiran kita sendiri:

  1. Saat penjajah muncul dalam pikiran ”Apa mungkin, ya?”, pergilah ke cermin, tatap dia yang ada di cermin dengan tajam, katakan: ”Enggak ada yang enggak mungkin! Anything is POSIBLE.”

  2. Tapi, apa kamu bisa?” Jawablah, ”Bukan persoalan bisa atau tidak bisa, namun mau atau tidak mau.”

  3. Aku kan sayang pada kamu...” Jawablah, ”Jika memang kau sayang padaku, berikan aku kesempatan untuk membuktikan siapa diriku ini.”

  4. Bagaimana kalau kamu dihina orang?” jawablah, ”Hinaan aku perlukan sebagai sumber daya pengungkit agar aku terus bergerak maju.”

  5. Bagaimana kalau kamu gagal?” Jawablah, ”Gagal memang bisa muncul, hanya bila aku berhenti dan menyerah”

  6. Tapi ada waktunya kamu juga harus berhenti sejenak, bukan?” Jawablah, ”Betul, boleh berhenti. Namun untuk beristirahat agar mendapat tenaga baru. Bukan untuk berleha-leha atau menyerah.

  7. Ah, memang kamu keras kepala.” Jawablah, ”Bukan soal keras kepala, manusia harus hidup dengan keras prinsip. Keras dalam tekad agar kepala tetap tegak sampai di akhir hayat.”

  8. Kamu yakin bisa sukses?” Jawablah, ”Bukan soal sukses atau gagal, yang terpenting adalah menyelesaikan apa yang telah dimulai.”

  9. Walau kadang berat?” Jawablah, ”Justru berat membuat kita kuat. Dengan semakin kuat, maka kita pun akan mampu mengangkat yang lebih berat.”

  10. ah, kamu sombong sekali.” Jawablah, ”Sepertinya sombong, namun ini adalah tekadku dalam mengarungi kehidupan. Tekad menimbulkan semangat. Semangat bukanlah kesombongan. Semangat adalah energi dahsyat.”

  11. Apa tujuan hidupmu, jika demikian?” Jawablah, ”Paling tidak menjadi seorang yang berarti dalam hidup ini, seorang yang dapat memberi makna, berbagi hikmah, seorang yang berguna bagi orang lain.”

  12. Apakah cita-cita itu tidak ketinggian?” Jawablah, ”Mungkin tinggi, namun jika kita merangkak ke atas, raih demi raih, maka ketinggian pun dapat dicapai.”

  13. Apakah perjalanan mencapai impian itu tidak berat?” Jawablah, ”Memang berat, namun mungkin untuk diwujudkan.”

  14. Jadi kamu yakin 100% ?” Jawablah, ”Keyakinanlah yang membuat manusia bisa terbang tinggi, setinggi yang diinginkan, sejauh yang bisa dicapai.”

  15. Jadi tekadmu sudah bulat?” Jawablah, ” Tekadlah yang menjadi sumber tenaga dahsyat manusia untuk ke bulan.”

  16. Kamu sudah siap mental ke depan?” Jawablah, ”Manusia diberi akal budi oleh Tuhan, apa pun halangan di depan, selama kita percaya dan berserah pada Dia, maka pasti akan dibukakan jalan. Di mana ada kemauan pasti ada jalan. Jika belum ketemu jalan, maka buatlah jalan.”

  17. Baiklah aku mendukungmu.” Jawablah, ”Dukungan memang diperlukan manusia untuk mempercepat perjuangan dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Samudra memang luas, namun pasti dan pasti ada pantai indah nun jauh di sana. Pasti, jika kita terus mengayuh, mengayuh, dan mengayuh.”

Merdekalah, saudaraku! Merdekalah.


Sumber: Krisnamurti, mindset motivator. Majalah INTISARI, edisi Agustus 2008.


Tolong, jangan rendahkan saya

Tulisan ini saya ambil dari You’ve Got a Friend, edisi 13 Januari 2009

Kecelakaan dua tahun yang lalu membuat pertumbuhan fisikku tidak seperi orang pada umumnya, kakiku tidak sempurna lagi hingga aku tidak bisa berjalan seindah dulu. Dalam urusan cinta pun aku tidak seberuntung adik-adikku, begitu mudahnya mereka mendapatkan pacar bahkan begitu cepatnya mereka berganti pacar.

Aku benar-benar sedih, kenapa harus aku yang mengalami ini semua, tapi paling tidak itu lebih baik daripada adik-adikku yang menerima ini.

Tapi ternyata Tuhan tidak tidur, Tuhan menjawab do’a-do’aku hingga aku mengenal seorang laki-laki. Laki-laki itu bisa menerima aku apa adanya. Hari demi hari hubungan kami semakin hangat.

Suatu hari kami menikmati kebersamaan di sebuah Mall. Tanpa sengaja tiba-tiba kami bertemu dengan ibu dan adiknya pacarku. Benar-benar tidak kusangka, ibunya pacarku langsung marah dan melihatku dengan tatapan yang sangat sinis. Dia melontarkan kata-kata yang sangat merendahkanku dengan kondisi ramai dan banyak orang.”Ya ampun... anak saya sama kamu? Kamu itu ngaca ya, pantas ga sih?”. Tetapi pacarku hanya diam saja, dia tidak membelaku sama sekali.

Sejak peristiwa itu sampai sekarang, kami meumutuskan break dulu, tetapi lama kelamaan hubungan kami semakin jauh, hingga akhirnya STOP. Pacarku ditempatkan pada pilihan, yaitu memilih keluarganya atau aku.

Untuk Ibunda mantan pacarku, maafkan saya kalau selama ini saya sudah menyita waktu anakmu, tapi saya mohon, berhentilah berpikiran negatif tentang saya.

Mungkin ini adalah bagian dari kisah hidupku, ada saatnya aku mengalami keterpurukan. Tapi aku berharap episode ini berakhir dengan baik, dan ada episode lain yang pasti menanti, yaitu episode kebahagiaan.

(dari Linda di You’ve Got a Frined)

Komunikasi Tertutup di Keluargaku

Tulisan ini saya ambil dari You’ve Got a Friend, edisi Senin, 12 Januari 2009


Sejak usia 7 hari, ibunda tercinta meninggalkanku untuk selamanya. Sementara ayahku tinggal di luar daerah. Sejak saat itulah aku dibesarkan oleh sebuah keluarga yang sangat baik. Saat itu aku adalah anak kedelapan di keluarga ini. Dan sekarang jumlah kami bertambah banyak dan sangat ramai. Namun, komunikasi antar anggota keluarga sangatlah minim, tertutup, bahkan ekstrim. Aku dan ibuku tidak pernah ada pembicaraan dari hati ke hati, apalagi curhat.

Sekarang, aku sudah hidup mandiri, tinggal diluar keluargaku dan sudah saatnya menentukan pasangan hidup. Sudah lama sekali aku ingin membicarakan masalah cinta pada ibu, karena ini menyangkut pilihan hidup. Akhirnya, lewat telepon aku menceritakan semuanya, bukan hanya masalah asmara tetapi juga masalah keluarga yang sudah lama ingin aku utarakan. Kami berbicara dari hati ke hati, dan ternyata respon ibu sangat baik, dia memberi feedback yang cukup menyentuh dan membuatku terharu, bahkan kami sampai menangis. Ternyata dibalik sosoknya yang diam, ibu adalah perempuan yan terbuka dan sangat perhatian. Terima kasih ibu.

(dari Jeni di You’ve Got a Friend)

Tradisi malam pergantian tahun

Pergantian tahun, selalu berhubungan dengan sejarah, before and after, dan yang tak kalah nge-trend lagi, tahun baru berhungan dengan resolusi-impian, harapan, dan janji pada diri sendiri. Beberapa orang ada yang merayakan malam pergantian tahun dengan party, makan-makan bersama keluarga dan sahabat. Ada juga yang merayakan tahun baru dengan duduk manis di rumah dengan memejamkan mata dan berdoa di depan jam dinding, kemudian menikmati detik-detik terakhir pergantian tahun dengan seksama menikmati hidup.

Di You’ve Got a Friend edisi 2 Januari 2009, salah satu pendengar setianya, merayakan malam pergantian tahun dengan cara yang unik, berikut kisahnya:


Di keluargaku ada suatu tradisi curhat dan berdoa bersama, karena kami adalah keluarga besar yang mayoritas tinggal di Jakarta. Pukul 23.30, kami duduk bersila membentuk lingkaran yang dikelilingi oleh beberapa lilin. Saat itulah kami berbicara dari hati ke hati dimulai dari anggota keluarga yang masih kecil sampai yang paling senior. Kami saling mengutarakan kesalahan masing-masing di tahun lalu sebagai introspeksi diri. Kegiatan ini sangat membangun kehangatan keluarga dan mempererat komunikasi. Aku sangat menikmati malam pergantian tahun baru bersama keluargaku dengan kegiatan yang sangat positif ini.

Tentang You’ve Got a Friend

“Rudy Dahlan… kembali menemani Anda bareng Puji di You’ve Got a Friend edisi …..” itulah sapaan hangat seorang Rudy Dahlan mengawali You’ve Got a Friend setiap Senin s/d Jum’at jam 21.00 hingga tengah malam.

Aku mengenal You’ve Got a Friend sudah hampir setengah tahun, tapi baru menyimak rutin pada bulan November 2008. You’ve Got a Friend pertama kali mengudara 16 Januari 2007. Dan sekarang, memasuki tahun 2009 You’ve Got a Friend selalu menemani malam-malamku. You’ve Got a Friend adalah sahabat dan teman terbaikku. You’ve Got a Friend bisa kita dengarkan di 99.5 FM Jakarta, 103.7 FM Jogja, 96.4 FM Bandung, dan 96.1 FM Semarang, serta saluran-saluran lain.


You've Got A Friend

When your down and troubled
And you need a helping hand
And nothing, whoa nothing is going right
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest nights

You just call out my name and you know wherever I am
I'll come running, oh yeah baby, to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you've got to do is call
And I'll be there, yeah, yeah, yeah
You've got a friend

If the above you
Should turn dark and full of clouds
And that old north wind should begin to blow
Keep your head together and call my name out loud
And soon I will be knocking upon your door

You just call out my name and you know wherever I am
I'll come running, oh yes I will, to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you've got to do is call
And I'll be there, yeah, yeah, yeah

Hey, ain't it good to know that you've got a friend ?
People can be so cold
They'll hurt you and desert you
Well they'll take your soul if you let them
Oh yeah, but don't you let them

You just call out my name and you know wherever I am
I'll come running, oh yes I will, to see you again
Winter, spring, summer or fall
Hey now, all you've got to do is call
Lord, I'll be there, yes I will
You've got a friend
You've got a friend

Ain't it good to know that you've got a friend ?
Ain't it good to know that you've got a friend ?
You've got a friend



Senin, 12 Januari 2009

Negeri Kretek, Berisik, tapi Asyik

Tanyakan pada para pelajar asing yang datang ke Indonesia untuk ikut program AFS selama satu tahun: “Bau apa yang pertama kamu hirup di bandara Indonesia begitu keluar dari pesawat?” jangan kaget jika jawabannya sungguh mengejutkan: bau kretek.

Aroma menyengat itu mungkin pada awalnya tak ia kenali. Tapi begitu mereka sudah sampai di keluarga angkat mereka, memiliki banyak teman, dan berkeliling ke berbagai tempat dan daerah, maka bau itu akan ditemui kembali. Mereka akan tahu kemudian bahwa bau yang sama itu bersumber dari rokok kretek.

Sudah separah itukah jumlah pengkonsumsi rokok di Indonesia, sehingga hampir di semua daerah dikepung bau kretek? Sudah tak tersisa kah aroma alam yang masih segar dan natural? Beberapa returni dari beberapa negara yang pernah tinggal di beberapa daerah di Indonesia punya ragam cerita tentang ”aroma” Indonesia, dari yang mereka benci hingga yang mereka rindukan sehingga ingin datang kembali ke negeri kepulauan ini.

Ada banyak sensasi tentang Indonesia. Mulai dari aroma, cuaca, makanan, budaya, etnisitas, hubungan kekeluargaan, pergaulan, hingga masalah teransportasi dan banjir. Mereka, misalnya datang dari negeri serba tertib, tiba-tiba harus hidup di negeri yang hidup dengan penuh improvisasi. Tentu mereka mengalami gegar budaya. Mereka datang dari negeri yang cuma mengenal lima hari sekolah, tiba-tiba harus masuk ke sekolah enam hari-dengan kewajiban ikut upacara bendera pula. Mereka datang dari negeri penuh kedisiplinan dan perhitungan, lalu memasuki masyarakat ”jam karet” yang hidup mengalir apa adanya. Ini panorama menakjubkan.

Sedangkan soal makanan, kekayaan budaya, keramahan, dan kehidupan beragama, membuat para returni betah dan tak ingin melupakan Indonesia. Mereka justru mencari kesempatan untuk kembali lagi ke Indonesia, entah untuk melanjutkan sekolah, bekerja, atau bahkan mencari pasangan hidup.

Pikiran-pikiran dan pengalaman para returni membuat kita semakin terbuka dan tahu tentang wajah kita sendiri-wajah yang patut kita syukuri pada satu sisi, dan wajah yang perlu kita perbaiki pada sisi yang lainnya.


Sumber: Menyemai Dunia Damai, pada Expo Bina Antarbudaya di Auditotrium UNDIP

Kisah Nona

Tulisan ini saya ambil dari You’ve Got a Friend, edisi Jum’at 09 Januari 2009

Nona, sejak kecil sudah menjadi saksi kekerasan ayahnya. Bukan hanya ibunya saja yang mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari sang ayah, tetapi Nina dan saudara-saudaranya pun demikian. Bahkan Nona pernah menyaksikan sang ibu mengorbankan nyawa demi melindungi anak-anaknya dari kekerasan sang ayah.

Perlakuan yang diterima Nona sejak kecil sangat mempengaruhi perkembangan psikisnya. Nona tumbuh menjadi perempuan yang membenci laki-laki. Bukan hal yang mudah bagi seorang Nona untuk mencintai seorang laki-laki, trauma di waktu kecil membuatnya takut hal serupa juga akan terjadi pada dirinya. Akhirnya periode tahun 2006-2008 Nona mengenal seorang laki-laki dan menjalin hubungan yang lebih serius..

Nona mencintai laki-laki itu lebih dari segala-galanya, apalagi sang kekasih mempunyai pengalaman yang pahit juga. Beberapa kali kekasihnya mengalami kegagalan dalam membina rumah tangga. Perasaan cinta pada kekasihnya membuat Nona menyerahkan segala-galanya.

Namun apa yang diberikan oleh Nona selamanya tidak bisa mencukupi rasa cinta kekasihnya itu. Beberapa kali laki-laki itu menyakiti perasaan Nona, bahkan laki-laki itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah menghamili mantan pacarnya yang dulu.


Kisah Nona diatas paling tidak dapat membuka mata hati kita, mengasah kepekaan hati bahwa sebagai makhluk Tuhan kita harus senantiasa mengucap rasa syukur terhadap apa pun yang Tuhan berikan, karena hidup kita istimewa. Sebenarnya Tuhan selalu membawa kita ke tempat yang jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Semangat tidak pantang menyerah Nona adalah salah satu sumber kekuatan baginya hingga dia mampu bertahan sampai sekarang. Dia yakin bahwa Tuhan akan memberikan sesuatu yang indah pada waktunya, God creates everything’s perfect at His-time.

Rabu, 07 Januari 2009

Sikap Toleransi Seorang Guru

Siang itu, sembari menunggu pemberangkatan kereta api menuju Kota Tegal, saya sempat berbincag-bincang dengan seorang laki-laki tua, berusia 55an tahun. Dari gerakan tubuhnya yang lambat, terlihat kalau dia masih dalam tahap penyembuhan dari strok yang dideritanya.

“Turun dimana mbak?”, sapaan pertama si Bapak tampak bersahabat.

Dari warna kulit dan wajahnya terlihat sekali kalau dia bukanlah orang Jawa, saya mulai tertarik mengetahui banyak hal tentangnya.

“Coba tebak… saya asli mana mbak?” Jawab Pak tua dengan senyum ramahnya memberiku kesempatan menebak.

”Iya, saya dari NTT, tepatnya di Ende. Sudah 25 tahun saya tinggal di Tegal.”

“Ya, saya punya keinginan untuk merantau waktu itu, hingga akhirnya saya tinggal dan berkeluarga di Tegal, sampai sekarang.”

Laki-laki ramah itu adalah seorang pensiunan guru SD di Pangkah. Namun kekagumanku bukan karena semangat merantaunya yang tinggi, tetapi pendidikan yang dia terapkan kepada muridnya. Dia seorang Katolik, tetapi mempunyai toleransi yang tinggi terhadap murid-muridnya yang beragama Islam. Pak tua itu meminta muridnya untuk membawa perlengkapan sholat, seperti mukena, sarung, sajadah, dll. Jadi setelah jam pelajaran usai, murid-muridnya tidak dijinkan pulang sebelum melaksanakan ibadah shalat.

Salah satu sikap yang patut kita teladani bersama sebagai warganegara yang hidup di negara yang penuh dengan keberagaman.

Pengeboman-pengeboman yang marak terjadi di negara kita menunjukkan betapa semakin menipisnya rasa cinta terhadap sesama, lack of love, sehingga sikap toleransi tidak ada.

Menumbuhkan sikap toleransi ini hendaknya dimulai dari diri sendiri, karena bukan tidak mungkin dengan semakin meningkatnya kesadaran bertoleransi, maka Indonesia tumbuh menjadi negara yang aman dan mendapat kepercayaan dari dunia.


Test your personality with egg


Bacalah syarat dan ketentuan sebelum Anda mengikuti test kepribadian sebagai berikut:

  1. Sehat jasmani dan rohani

  2. Tidak ada paksaan maupun tekanaan dari pihak manapun untuk mengikuti test ini.

  3. Dilarang membaca bagian analisa sebelum Anda menentukan pilihan jawaban.

  4. Selamat Mencoba!!!


Test:

Jika saya memberikan Anda sebuah telur, dimanakah telur tersebut Anda simpan? Pilihlah salah satu opsi yang menurut Anda paling tepat:

  1. Di atas pohon yang tinggi

  2. Di atas air mengalir

  3. Di atas rumput hijau

  4. Di dalam saku baju Anda


Analisa

  • Jika Anda memilih jawaban A,

Secara alami, Anda adalah seorang yang perfectionist, menuntut segala sesuatunya sempurna. Anda hanya mau memberikan hati setelah Anda menemukan Mr/Ms. Right. Dengan kata lain, Anda sangat selektif saat menjalin hubungan.

  • Jika Anda memilih jawaban B,

Anda jarang mencoba untuk berbagi. Anda percaya pada takdir, dan Anda sangat pasif. Ketika Anda bertemu seseorang yang anda sukai, Anda tidak mempunyai cara kreatif untuk mengejar dan mempertahankan cinta. Anda cenderung mengikuti pasangan.

  • Jika Anda memilih jawaban C,

Anda bagaikan Casanova atau Lady Chatterley. Anda adalah orang yang berbakat dan seorang petualang cinta yang baik. Anda akan jatuh cinta hampir pada setiap orang yang Anda temui. Tetapi Anda harus selalu mengontrol perasaan. Sebaiknya Anda mampu mengakhiri hubungan tanpa ragu-ragu

  • Jika Anda memilih jawaban D,

Anda sering meragukan kepemimpinan diri sendiri. Padahal itu tidak perlu, karena sebenarnya Anda memiliki kemampuan sebagai seorang pemimpin, itu artinya Anda mampu mengontrol orang lain. Dalam masalah asmara, Anda terlihat sangat posesif dan mengontrol penuh. Hal ini tidak masalah selama masih banyak orang yang rela berada dalam penjara cinta Anda.



Nama Domain Terpanjang di Internet

Tahukah Anda, sebuah nama domain terpanjang yang ada di internet adalah www.llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysiliogogogoch.co.uk

Dimana merupakan sebuah situs yang mempromosikan suatu kota dengan nama yang sama dengan nama domain tersebut. Kota dengan nama unik itu terletak di Anglesey, Gwynedd, Inggris.

Nama tersebut mempunyai arti bahwa ”Gereja St. Mary terletak di suatu lembah yang penuh pohon hazey putih, di dekat sebuah pusaran air yang sangat deras, dan Gereja St. Tysilio berada di dekat gua yang berwarna merah”.


Sumber: Mailing List tentang motivasi

Waktu untuk Menghitung 1 Trilyun

Tahukah Anda, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghitung dari 1 sampai dengan 1 trilyun (1.000.000.000.000)?

sekiranya tiap 1 satuan diperlukan waktu 1 detik, maka diperlukan waktu 1 trilyun detik, atau sama dengan 16,67 miliar menit, atau sama dengan 277,78 juta jam, atau sama dengan 11,57 juta hari, atau sama dengan 31.709,79 tahun (tiga puluh satu ribu tujuh ratus sembilan tahun).

Jadi Anda bisa membanyangkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghitung semua uang yang dikorupsi oleh para pejabat dan konglomerat Indonesia yang tingkat korupsinya merupakan yang tertinggi di dunia.

Selasa, 06 Januari 2009

Aku Merasa Lahir Kembali

Kisah ini saya ambil dari You’ve Got a Friend, edisi 23 Desember 2008


Dua tahun yang lalu, tepatnya sebelum lebaran, Jati mengalami kecelakaan bermotor hingga mengalami patah tulang berat di seluruh bagian tubuhnya. Menurut saksi mata, tubuh Jati tertindas oleh sebuah mobil. Saat itu Jati kehilangan segalanya, termasuk kehilangan pekerjaan sampai kemandirian. Selama dua tahun, Jati berjuang untuk bangkit, dan sekarang walaupun dia harus berada di kursi roda, tidak membuatnya putus harapan. Justru saat itu juga, Jati merasa lahir kembali, dia merasa mendapatkan kehidupan yang baru dan harapan terbuka lebar.

Sekarang, Jati sudah bisa berbuat lebih, sama seperti kita. Jati masih melanjutkan pekerjaannya yang dulu, sebagai desain, berkarya di depan komputer dengan kursi rodanya.

Aku merasa lahir kembali,

Keadaan yang bukan menuntut,

Tetapi keadaan yang menuntunku menjadi manusia yang lebih baik lagi”

Begitu sulitkah membangkitkan harapan bagi seseorang?

Kisah ini saya ambil dari You’ve Got a Friend, edisi 23 Desember 2008


Dani adalah seorang yang masih muda, 20 tahun dari Medan. Dua tahun yang lalu dia lulus dari SMA dengan program IPA dengan nilai yang memuaskan. Bahkan Dani sempat diterima di dua universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Sumatera Utara (USU). Kedua universitas itu memberikan kesempatan pada Dani untuk belajar di Kedokteran, tawaran yang tidak mudah di raih bagi anak lulusan SMA seusia Dani.

Namun, sungguh sangat disayangkan, keinginan Dani untuk melanjutkan pendidikan harus pupus karena terbentur masalah biaya. Orangtuanya yang bekerja serabutan tidak bisa mewujudkan harapan Dani. Saat itu Dani benar-benar down, putus asa, tidak bersemangat dalam menjalani hidup, bahkan menganggap Tuhan tidak adil.


Kisah Dani di atas mungkin hanya sebagian fakta di Indonesia tentang terputusnya harapan seorang anak untuk melanjutkan pendidikan karena masalah biaya, padahal dari segi kemampuan akademik seharusnya dia layak mendapatkannya. Namun, ini bukan hanya karena masalah ekonomi semata, ini masalah impian besar yang terenggut.

Saran dan do’a untuk Dani:

”Ya Allah, Engkau Maha Tahu, maka aku ikhlas hingga akhirnya aku temukan titik terang, karena Tuhan tidak tidur, Dia sedang mempersiapkan mental kita untuk bangkit.”


Duka seorang perempuan

Kisah ini saya ambil dari You’ve Got a Friend, Edisi Kamis 18 Desember 2008

Sudah 1,5 tahun usia pernikahan kami, dan sebelumnya kami telah mengalami proses pacaran hingga 8 tahun. Suatu hari aku akan ke luar kota untuk urusan bisnis, tapi ternyata pesawat delay, dan aku memutuskan untuk balik ke rumah dalam posisi hondphone masih nonaktif dan tidak memberitahukan pada suami perihal keterlambatan pesawat tersebut.

Sesampainya di rumah, aku sempat kaget, ternyata suamiku mengadakan dinner party tanpa sepengetahuanku. Anehnya, temen-temen suamiku memandangku dengan perasaan khawatir seperti menutupi sesuatu. Aku langsung menemui suamiku di kamar yang dulu menjadi kamar pengantin kami. Namun, kamar tersebut dalam keadaan terkunci. Dan aku mendengar suara suamiku bersama dengan seorang wanita. Aku memaksa suamiku untuk membukakan pintu kamar.

Betapa terkejutnya, aku melihat suamiku bersama seorang wanita penghibur di kamar yang dulu menjadi kamar pengantin kami.

Dan ternyata tidak hanya sekali itu saja suamiku melakukannya, menurut pengakuan salah seorang teman suamiku, dia sering melihat suamiku antar-jemput dengan beberapa wanita. Dalam kekwatiran, aku sempat berfikir agar suami melakukan Test HIV, tapi karena ketakutan yang sangat besar akan hasil test tersebut, maka test itu pun belum dilakukan.

Akhirnya, aku meminta bercerai dengan suamiku..

Ternyata, lamanya suatu hubungan pacaran tidak menjadi jaminan langgengnya hubungan pernikahan..

Suamiku, ada yang ingin aku sampaikan padamu, di malam ini lewat You’ve Got a Friend:

Mas, dimanapun kau berada, bersama siapapun... Aku masih mencintaimu, tapi aku tidak tahu bagaimana menjalani cinta kita ke depan”.


Sebuah pengakuan yang sangat menyentuh, khususnya bagi saya sebagai seorang wanita. Sudah semestinya kita mengenal lebih-dalam seseorang yang akan menjadi pasangan hidup kita nanti.

Menjaga Hati atau Pikiran?

Sebenarnya yang perlu dijaga itu hati atau pikiran? Yang perlu dijaga sebenarnya bukanlah hati, melainkan PIKIRAN. Bukankah kunci dari segala sesuatu adalah apa yang kita masukkan ke dalam pikiran kita? Cobalah Anda amati perasaan, perilaku, dan kebiasaan Anda sehari-hari. Anda akan menemukan bahwa keseluruhan program kita berada di dalam pikiran kita?

Pikiranlah yang mengatur perasaan, tindakan, kebiasaan, dan akhirnya nasib kita. Kita tidak dapat mengontrol perasaan kita secara langsung, tetapi kita dapat mempengaruhinya dengan mengontrol pikiran kita.

Semua yang kita rasakan sumbernya adalah pikiran, karena itu untuk melakukan perubahan menyeluruh terhadap kehidupan kita, satu-satuya hal yang harus dirubah adalah pikiran. Namun seperti halnya komputer, pikiran kita juga sering terserang virus-virus berbahaya yang merusak.

Hidup itu indah

Tulisan ini saya ambil dari buku Life is Beautiful (Sebuah jendela untuk melihat dunia) karangan Arvan Pradiansyah.


Hidup yang indah adalah sebuah kenyataan. Namun keindahan hidup tidaklah tergantung pada apa yang kita miliki. Keindahan hidup tergantung pada cara kita melihat, dari jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia, jadi kita harus sering membersihkan jendela yang kita pakai. Namun, banyak orang sulit menikmati hidup, dikarenakan:
  1. Adanya keyakinan bahwa Anda tidak dapat bahagia tanpa hal-hal yang Anda pandang bernilai dan yang membuat Anda terikat. Anda tak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak Anda miliki bukan pada apa yang Anda miliki sekarang.

  2. Anda percaya bahwa kebahagiaan adalah dimasa depan, terlalu berobsesi pada ”bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, trus kapan Anda bahagia?

  3. Anda tidak bahagia karena selalu membandingkan diri Anda dengan orang lain.

  4. Anda percaya bahwa kebahagiaan akan datang bila Anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang disekitar Anda.

  5. keyakinan bahwa Anda akan bahagia kalau semua keinginan Anda terpenuhi.

Keadaan apapun yang kita alami sebenarnya bersifat netral, kita-lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya.


Kalau Anda menginginkan perubahan yang kecil dalam hidup Anda, garaplah perilaku Anda. Tapi bila Anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma Anda. (Stephen Corey)


Isyarat Oke

Isyarat “OKE” Amerika dengan membuat lingkaran dengan ibu jari dan telunjuk sementara ketiga jarinya berdiri, bermakna sama di Jerman dan Perancis Utara, namun di Perancis Selatan berarti “NOL” atau “tidak ada”. Di Paris berarti “Kamu tidak berharga”, dan di Yunani berarti “Ajakan Seksual”, di Jepang dan Filipina berarti “Uang”.

Sumber: Komunikasi Jenaka karya Dr. Deddy Mulyana, MA

Gelengkan Kepala

Banyak orang di dunia menggelengkan kepala untuk menyatakan “tidak”, tetapi di Bulgaria, seperti di India Selatan, gelengan kepala berarti “YA” atau “setuju”.

Sumber: Komunikasi Jenaka karya Dr. Deddy Mulyana, MA

Pesamaan Bahasa Indonesia dengan nama daerah di Amerika

Tahukah Anda, kalau di Amerika ada sebuah daerah yang bernama:
  • Ada dan Latah di Colorado

  • Lamar di Georgia

  • Pembina di North Dakoda

  • Gila di Arizona

Sumber: Komunikasi Jenaka karya Dr. Deddy Mulyana, MA

Tahanan yang Menunggu Hukuman Mati

Pada suatu hari, ada seorang reporter berita yang melakukan survey mengenai buku macam apa yang di baca oleh para tahanan yang sedang menunggu hukuman mati, antara lain :

  • kitab suci dan bacaan religius

  • hukum

  • pornografi

  • puisi

  • filsafat

  • bagaimana menulis surat cinta dan puisi

  • ekonomi, budaya, dll

Hasil survey mengejutkan, bahwa buku yang paling digemari adalah buku bagaimana cara menulis surat cinta dan puisi.

Dalam situasi tergelap dalam kehidupan kita, bahkan orang yang di kutuk “binatang” dan “sampah masyarakat” pun memilih CINTA sebagai fokus perhatian mereka, dan ekspresi cinta sebagai visi dan maksud akhir hidup mereka.

Cinta tidak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tidak mengambil apapun daripadanya. Cinta tidak memiliki dan tidak dapat dimiliki, karena cinta cukup untuk cinta. (Kahlil Gibran)

Lomba Menulis Artikel tentang Gajah

Lelucon lama, wartawan dari seluruh dunia mengikuti lomba menulis artikel tentang gajah. Artikel-artikel tersebut mempunyai judul antara lain:

- Orang Inggris : Memburu gajah di Afrika Timur

- Orang Perancis : Kehidupan cinta gajah di Afrika Khatulistiwa milik Perancis

- Orang Jerman : Asal muasal dan perkembangan gajah India pada tahun 1200 – 1950 (600 halaman)

- Orang Amerika : Bagaimana mengembangbiakkan gajah yang lebih besar dan lebih baik.

- Orang Rusia : Bagaimana kami mengirimkan gajah ke bulan

- Orang Swedia : Gajah dan negara kesejahteraan (The welfare state)

- Orang Spanyol : Teknik-teknik pertarungan gajah

- Orang India : Gajah sebagai alat transportasi sebelum era kereta api

- Orang Finlandia : Apa pendapat gajah tentang Finlandia.

Judul-judul di atas mengisyaratkan stereotip-stereotip mengenai bangsa-bangsa darima masing-masing wartawan itu berasal.

- Perancis : romantis

- Jerman : teliti

- Amerika : kapitalis

- Finlandia : selalu khawatir dan ingin tahu pandangan bangsa lain atas negaran dan bangsa mereka.


Sumber: Komunikasi Jenaka karya Dr. Deddy Mulyana, MA

Minta Pahala

Sewaktu kecil, saya diajak kakak shalat berjamaah di masjid yang jaraknya lumayan jauh untuk berjalan kaki.”Dik, ikut shalat ke masjid yuk, nanti dapat pahala lho?”, begitu ajakan kakak. Akupun dengan senang hati di ajak shalat ke masjid karena akan mendapat pahala. Sepulangnya dari masjid, saya langsung meminta janji kakak, ”Kak, mana pahalanya? Katanya kalau shalat ke masjid saya bakal dapat pahala?”. Kakak dan kedua orangtuaku tertawa mendengar permintaanku. Saya mengira bahwa pahala adalah hadiah berupa bingkisan, sepertihalnya kado kenaikan kelas.


Suck it

Pada suatu hari, seorang laki-laki Indonesia berusia 30 tahun disunat oleh dokter dari Amerika.

Orang Indonesia : “Aduhh.... SAKITTT!!!!”

Dokter Amerika : “SUCK IT yourself !!!!!”

Dokter Amerika itu marah karena kata “sakit” terdengar seperti ”suck it” yang artinya hisaplah benda itu.


Sumber: Komunikasi Jenaka karya Dr. Deddy Mulyana, MA

Musik Kesukaan, Cermin Kepribadian

Hasil penelitian menarik hubungan antara kegemaran pada jenis musik dengan kepribadian dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology pada Juni 2003. Dalam penelitian itu disebutkan pilihan seseorang terhadap suatu jenis musik dapat dijadikan petunjuk penting untuk menebak kepribadian seseorang.

Penelitian dilakukan dalam enam penelitian terpisah terhadap 3500 mahasiswa. Mereka dimintai pendapatnya mengenai jenis musik yang mereka gemari, bagaimana perasaan mereka ketika mendengarkan suatu jenis musik, seberapa jauh mereka percaya bahwa musik kegemaran mereka berhubungan dengan kepribadian mereka, bagaimana pandangan mereka terhadap diri sendiri. Dari sini muncul jenis-jenis musik yang mereka sukai, seperti jazz, blues, heavy metal, klasik, dan lain-lain.

Pada studi terpisah, para mahasiswa diminta mengidentifikasi tipe kepribadian mereka dan melukiskan bagaimana sesungguhnya diri mereka. Selanjutnya, para peneliti melakukan kaji silang (coss check) dengan jawaban mereka terhadap musik kegemaran.

Ternyata, mahasiswa penyuka musik riang dengan vokal umumnya memiliki kepribadian periang (ekstrovert). Responden yang bersikap terbuka terhadap pengalaman baru dan memandang diri mereka lebih tahu, memilih musik yang komposisinya rumit. Mereka yang menyukai musik konvensional, memiliki pandangan hidup konservatif. Mahasiswa yang memandang fisik mereka kuat dan atletis, menyukai musik ritmik dan penuh semangat.

Peneliti lain menemukan bahwa suasana hati seseorang pada saat tertentu juga menentukan jenis musik yang didengarkan. Bila sedang gembira, ada kecenderungan lebih menyukai life jazz. Sebaliknya, jika sedang murung, lebih menyukai musik berirama blues.

Sumber: Majalah Nirmala


You are What You Eat

Percaya atau tidak, ternyata ada hubungan antara pilihan makanan dan kepribadian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di Amerika Serikat yang dimuat dalam Journal of Nutrition and Dietetics.

Orang yang terbiasa memilih makanan sehat seperti buah, sayuran, serta makanan rendah lemak dan rendah gula, akan terlihat lebih menarik secara fisik, lebih ramah, lebih care, dan lebih baik hati dibandingkan dengan orang yang memilih makanan tinggi lemak dan kurang sehat seperti makanan yang digoreng.

Jadi, jika Anda memutuskan ingin memiliki kepribadian yang baik, ucapkanlah selamat tinggal pada gorengan. Mulai sekarang, pilihlah salad, daging tanpa lemak, dan buah.

My First Post

Hello world …

Sangat menggembirakan memiliki media baru untuk berekspresi, it’s really nice, sebagai sarana bertukar pikir dan silaturahmi kita sebagai insan Tuhan YME.

Silahkan tinggalkan komentar demi kesempurnaan blog ini.

Terima kasih.